Berharap dan Jatuh Lagi

Oleh: Eti Setya


Penahkah kau merasakan, di saat kau berharap lebih pada sesuatu tapi sesuatu yang kau harapkan malah pergi darimu sebelum kau sempat meraihnya???
Aku sendiri mengalami hal itu. Bahkan tak sedikit harapan-harapanku yang kandas sebelum ku raih. Kadang aku berfikir, apa Tuhan tak ingin aku terlena akan Kepuasan duniawi?? Yah, mungkin kurasa begitu.

Lalu aku berusaha mencari jawaban lain. Ada yang berkata padaku "Jika kita berharap sesuatu yang kita inginkannamun tak dapat kita raih, berarti akan digantikan dengan yan lebih baik.. Percayalah Tuhan tidak akan menguji umatnya diluar batas kemampuan umatnya. Sesuatu yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut-Nya.... ". Mendengar jawaban itu, sejenak pikiranku terhenti. Bodohnya aku, mengapa tak berusaha tegar menghadapi kenyataan. Aku selalu merasa ini sulit kulakukan.


Ada sahabat yang berkata "Jangan sia-siakan hidupmu untuk sesuatu yang tak penting. Masih banyak hal yang harus kau pikirkan. Ingatlah kawan, masa depan menanti didepan". Begitu katanya. Akupun tertegun lagi dibuatnya. Mengapa aku begitu Lemah?? Aku sadar, jika terlalu lama dalam kondisi seperti ini  tak kan baik untukku.

Aku berusaha untuk tetap tegar. Namun harapan ku itu terus saja membayangi pikiranku. Sahabatpun menghampiriku lagi "Jika kau menginginkannya, cobalah mengejarnya dengan doa. Karena semua yang ada di dunia ini adalah milik-Nya. Mintalah pada-Nya dengan kerendahan dan ketulusan hati mu.." Kata-katanya menbuatku merasa hidup kembali. Aku kembali bersemangat lagiuntuk meraih harapanku. Tapi ternyata kecewapun menghampiriku lagi. Ketika aku menyadari bahwa harapanku sudah tak mungkin dapat kuraih.

Apa maksud semua ini??? Inikah yang dinamakan bagian dari proses pendewasaan diri??????
Sampai pada akhirnya aku putuskan untuk benrhenti benrharap dan memuali hidupku dengan harapan baru. Namun harapan itu datang kembali menghampiri ku. Mencoba meraihku. Sudah kucoba untuk tidak berharap namun hatiku sungguh rapuh sehingga lagi-lagi aku berharap dan kemudian aku kecewa kembali.